Minggu, 17 November 2013

Wawancara dengan Usaha Kecil Menengah

Saya akan memposting hasil wawancara dengan pemilik Usaha Kecil Menengah. Saya hanya menanyakan beberapa pertanyaan dan kemudian hanya mebuat ditulisan saya dalam bentuk paragraph. Dalam wawancara ini saya memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar usaha yang dilakukan, modal yang dikeluarkan. Berikut adalah profil pengusaha dan pertanyaan yang saya berikan:

Profil Pengusaha Menengah
Nama                : Hasan
Bidang usaha  : Transportasi, Bengkel
Alamat             : Jln. Makam, Cipulir, Kebayoran

Pak Hasan merupakan pemilik angkutan D15 dan S03, dengan trayek D15 yaitu Lebak Bulus-Pamulang dan S03 yaitu Pondok Labu-Kebayoran. Pak Hasan tinggal di Kebayoran Lama dengan istrinya (Maryam) dan 4 orang anak perempuannya (amel, dwi, ana dan dian).
Usaha angkutannya dimulai dari tahun 1993. Awalnya pak hasan merupakan penjual bawang dan cabai di jalanan pasar kebayoran lama pada tahun 1988, hanya dengan bermodalkan biaya yang sedikit yaitu sebesar Rp 95.000,- (modal semua, gerobak, petromaks) dan modal bahan yang dijual sebesar Rp. 25.000 (cabai, bawang, kentang) pak hasan dapat habis terjual dengan mendapat keuntungan Rp 4000,-. Setiap hari pak hasan selalu membelanjakan bahan yang untuk dijual dari hasil penjualan yang semalam.
Pada saat itu cabai perkilo sekitar Rp 200,- saat belanja, dan untuk menjual dipasar pak hasan menjual cabai sekitar Rp 1000,-. Pak hasan berjualan dipasar sekitar satu tahun, hal tersebut dikarenakan berdagang malem dan diusir kantip. Setelah berdagang dipasar kemudian pak hasan membuka warung sembako, pada tahun 1989 dengan modal emas 24 karat sebanyak 20 gram yang pada saat itu harga emas Rp 22.000/gram. Pak hasan berjualan sembako sampai sekarang, dan pada tahun 1993 pak hasan dapat membeli angkutan dengan trayek D15 (pamulang-lebak bulus), dengan harga Rp 9.000.000,- dan meneruskan kredit dengan perbulan Rp 600.000 selama 2,5 tahun. Dengan waktu berjalan, pak hasan dapat membeli angkutan S03 (trayek pondok labu-kebayoran) pada tahun 2001 dengan harga Rp 13.000.000 (angkutan tahu 1988 dan bukan dari dealer). Hal tersebut sampai sekarang, hingga pada tahun 2005 seluruh angkutan diharuskan melakukan peremajaan. Sehingga pak hasan meremajakan angkutannya. Pak hasan meremajakan angkutan selama 3 tahun dengan setoran per bulan Rp 3.040.000. Sedangkan istrinya membuka usaha kredit pakaian, dari baju yang biasa sampai kain sutera. Dan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 10.000.000/tahun. Kemudian pada tahun 2005 pak hasan dan istrinya membuka bengkel di Pekalongan dengan modal Rp 107.000.000, dengan harga tanah Rp 30.000.000 (tanah 60 m2), bangunan sebesar Rp 40.000.000, isi bengkel sebesar Rp 37.000.000,dan sampai sekarang bengkel yang di Pekalongan dikontrak dengan harga Rp.1.000.000/bulan.